Penghianatan Rezim Komprador Dan Oligarki Kekuasaan Musti Dihentikan

Posted: 21/08/2011 in Politik, Sosial

Oleh : Rizky Agn Aditya

That in 2010 Indonesia had 43,000 rich people (with assets of more than US$1 million), which is about 0.2 percent of the population. Their combined wealth equals 25 percent of Indonesia’s gross domestic product (Merrill Lynch world wealth report)

Sebuah laporan yang di release oleh Merill Lynch sebuah perusahaan manajemen dan penasehat keuangan peringkat atas dunia menunjukan fakta bahwa pada tahun 2010 Indonesia memiliki orang kaya sebanyak 43.000 orang (dengan aset lebih dari US $ 1 juta), atau sekitar 0,2 persen dari populasi 230 juta masyarakat, dengan kekayaan yang jika digabungkan sama dengan 25 persen dari produk domestik bruto Indonesia. Angka ini menunjukan sebuah fakta bahwa jurang “si kaya dengan si miskin” sudah terlampau dalam dan diluar batas kewajaran. Hal ini sangat berbahaya dalam sistim demokrasi, karena menimbulkan kemungkinan-kemungkinan tingginya eskalasi konflik yang timbul akibat kesenjangan dan Menurut Jeffrey A. Winters, seorang profesor ilmu politik di Northwestern University di Amerika Serikat, kesenjangan yang lebar antara kaya dan miskin di Indonesia telah menciptakan oligarki dalam sistem demokrasi Indonesia. Para oligarki, menggunakan kekayaan mereka, untuk berusaha mendominasi akses kekuasaan melalui partai politik sebagai cara untuk melindungi dan menambah kekayaan mereka.

Fakta yang terlihat sangat telanjang sekaligus kejam kini telah dihadapkan pada segenap rakyat, bahwa wacana yang beberapa bulan lalu digencarkan oleh penguasa melalui jargon revitalisasi pancasila ternyata hanya bohong belaka. Rezim penguasa telah menghianati pancasila yang katanya adalah ideology tunggal atau asas tunggal negeri ini, akan tetapi pancasila terbukti telah lumpuh di kangkangi oleh oligarki politik yang saat ini menggurita dalam kehidupan ekonomi dan politik bangsa ini. Pancasila yang secara garis besar bertumpu pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan social, saat ini terbukti hanya menjadi alat klaim untuk melindungi kekuasaan seperti zaman orba. Kasus kekerasan yang berbasis isu agama yang terjadi akhir-akhir ini, tidak di usutnya kasus HAM berat yang melibatkan alat kekuasaan (militer dan alat Negara lainya),  disparitas ekonomi daerah yang menimbulkan sentiment akan tetapi terus dilestarikan rezim, pelestarian kejahatan demokrasi yang berbasis demokrasi procedural yang meminggirkan proses musyawarah, dan kebijakan ekonomi yang mengacu pada Washington concensus (Neoliberalism) sehingga menimbulkan proletarisasi (pemiskinan structural yang diselenggarakan negara) yang menghasilkan lebih dari 90 juta rakyat dalam kondisi terperosok dalam kumbangan kejam yang bernama kemiskinan, adalah rentetan bukti bahwa telah terjadi penghianatan oleh rezim berkuasa terhadap ideology yang sudah disepakati secara nasional yang bernama pancasila.

Kemerdekaan yang menjadi sebuah kosakata yang sacral hingga kita musti memperingatinya di setiap bulan agustus tanggal 17 seakan tidak memiliki arti penting lagi. Kemerdekaan yang telah kita rasakan selama 66 tahun ternyata tidak pernah membawa kita pada satu nasib yang lebih baik bahkan seakan akan rezim berkuasa hanya menjadi penjaga status quo “kolonialisme”. Struktur eksploitasi tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan dan hanya diteruskan oleh penjajah yang berbeda warna kulit, jika dulu kita di jajah kulit putih, saat ini kita terjajah oleh kulit coklat yang tidak lain tidak bukan merupakan bagian dari bangsa kita sendiri. Kehidupan mewah yang dulu di nikmati petinggi-petinggi Hindia-Belanda dan kerja tanam paksa yang diberikan untuk pribumi kita, saat ini tersaji dalam bentuk yang berbeda tetapi dalam satu nafas yang sama yaitu exsploitation de l home par l home (penghisapan oleh manusia kepada manusia lainya). Pejabat bangsa ini tidak pernah merasa malu memanfaatkan kekuasaan untuk meraih kekayaan, padahal kekuasaan mereka adalah mandate rakyat yang sekaligus sebagai pembayar seluruh gaji yang dia nikmati selama ini. Lebih dari kritik masalah moral, kebijakan penguasa dalam wilayah ekonomi pun semakin terlihat bodoh dengan tetap menyelenggarakan rezim neoliberalism yang telah terbukti bangkrut di tanah airnya sendiri (AS dan Inggris) sekaligus menjadi penyebab resesi global dengan catatan prestasi menciptakan pengangguran 30 juta orang dalam 2 tahun di AS dan mengakibatkan 10 juta orang kehilangan tempat tinggal di AS yang sampai saat ini masih terasa dampaknya di AS, Inggris, dan seluruh dunia termasuk indonesia.

Pelanggaran terhadap ideology bangsa dan sekaligus kesesatan mengambil kebijakan ekonomi berorientasi pasar adalah factor utama kerusakan fatal yang terjadi dalam tubuh bangsa ini. Pelanggaran rezim terhadap ideology sekaligus telah membawa pada delegitimasi rezim secara konstitusional atau sama dengan rezim saat ini adalah inkonstitusional. Disisi lain kesesatan pengambilan kebijakan yang market oriented telah membawa pembangunan ekonomi era SBY-Bediono kian melenceng dari “keadilan”. Neoliberalisme hari demi hari kian menggerus laju perekonomian bangsa dan rakyat miskin makin dimiskinkan oleh kebijakan ekonomi neoliberal rezim ini. Berikut adalah sejumlah data yang berhasil penulis himpun dari berbagai sumber:

  • Di masa Raffles (1811) pemilik modal swasta hanya boleh menguasai lahan maksimal 45 tahun; di masa Hindia Belanda (1870) hanya boleh menguasai lahan maksimal selama 75 tahun; dan di masa Susilo Bambang Yudhoyono (UU 25/2007) pemilik modal diperbolehkan menguasai lahan selama 95 tahun. Teritorial Indonesia (tanah dan laut) telah dibagi dalam bentuk KK Migas, KK Pertambangan, HGU Perkebunan, dan HPH Hutan. Total 175 juta hektar (93% luas daratan Indonesia) milik pemodal swasta/asing(Sumber : Salamuddin Daeng(SD), Insititut Global Justice (IGJ)
  • Sebanyak 85% kekayaan migas, 75% kekayaan batubara, 50% lebih kekayaan perkebunan dan hutan dikuasai modal asing. Hasilnya 90% dikirim dan dinikmati oleh negara-negara maju. Sementara China tidak mengekspor batubara, Sekarang kita harus bertarung di pasar bebas dagang dengan China – Asean. Ibarat petinju kelas bulu diadu dengan petinju kelas berat dunia. Pasti Knock-Out ! Siapa yang melindungi rakyat dan tanah tumpah-darah kita ini?(Sumber : SD-IGJ)
  • Beberapa tahun terkhir kita impor 1,6 juta ton gula, 1,8 juta ton kedelai, 1,2 juta ton jagung, 1 juta ton bungkil makanan ternak, 1,5 juta ton garam, 100 ribu ton kacang tanah, bahkan pernah mengimpor sebanyak 2 juta ton beras(Sumber : RR) Pastinya ada yang salah dengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia menyangkut sektor pertanian. Pasti juga ada agen kapitalis yang bermain di balik penindasan yang terjadi terhadap para petani Indonesia ini.
  • Penerimaan negara dari mineral dan batubara (minerba) hanya 3 persen (21 trilyun pada tahun 2006). Padahal kerusakan lingkungan dan hutan yang terjadi sangat dahsyat dan mengerikan!. Devisa remittance dari para tenaga kerja Indonesia (TKI) saja bisa mencapai 30 trilyun pada tahun sama.[Sumber : Tjatur Sapto Edy-(TSE)] Jadi kemanakah larinya hasil emas, tembaga, nikel, perak, batubara,timah,aluminium dan seterusnya, yang ribuan trilyun itu?…
  • Disepakati kontrak penjualan gas (LNG) ke luar negeri dengan harga antara tiga hingga 4 dollar Amerika/mmbtu. Padahal saat kontrak disepakati harga pasar internasional US$ 9/mmbtu(Sumber : TSE). Gas dipersembahkan buat siapa? Siapa yang bermain?
  • Dengan standar buatan Indonesia orang miskin di negeri ini tahun 2006 berjumlah 39 juta (pendapatan perhari 5.095,-) Tapi kalau memakai standar Bank Dunia/standar internasional US$ 2 per hari, maka orang miskin di Indonesia lebih kurang 144 juta orang (65%)(Sumber : FB). Lalu apa yang kita banggakan dari pemimpin bangsa ini?
  • Dengan 63 hypermarket, 16 supermarkets di 22 kota (termasuk 29 hypermartket Alfa dan jaringannya di seluruh Indonesia), maka Carefour Indonesia (komisarisnya jenderal-jenderal) total menguasai bisnis ritel. Bagaimana nasib jutaan warung-warung kelontong milik rakyat kecil? Atas nama liberalisme pasar semua digusur? (Sumber : Penelusuran di internet)
  • Sampai sekarang jumlah mall dengan konsep one stop shopping di JKT sekitar 80an dan akan bertambah tahun ini menjadi 90an .Smentara pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya tinggal 150an dlm keadaan “babak belur”. SIAPAKAH PEMILIK MALL ?? Smentara penghuni pasar tradisional mayoritas pribumi yg dengan memelas dan menjerit pendapatannya terus melorot.Siapa peduli mereka?Persaingan atas nama ideologi apa ini ?Atau penindasan rakyat macam apa ini? (Sumber : Penelusuran di internet)
  • Sepuluh tahun kedepan Indonesia akan impor biji gandum lk 10 juta ton(butuh devisa lk 42,5 triliun rupiah).Sekarang masih 5 juta ton/tahun. Itu artinya akan jadi importir terbesar didunia.Kebijakan pertanian dan pangan yg tidak pro petani/rakyat, membuat kita tergantung pada impor gandum dari AS, Kanada dan Australia. Budaya makan mie,roti dll ikut andil(sukses marketing kapitalis juga).Padahal di Meksiko mampu memproduksi mie dari tepung jagung atau di China Selatan dari tepung beras. Indonesia sebenarnya mampu membuat yang seperti itu bahkan tepung sagu melimpahruah, kalau mau. Tapi bisnis impor gandum dan jual beli terigu sudah jadi “kerajaan tersendiri” yang dinikmati kapitalis. Tak peduli kesengsaraan petani Indonesia.(Sumber : Penelusuran di internet).
  • Sampai saaat ini kebutuhan daging sapi nasional sekitar 400 ribu ton(1,8 juta ekor sapi).dari jumlah tsb baru bisa dipenuhi lk 65%. kekurangannya diimpor dari AS, AUSTRALIA, SELANDIA BARU, KANADA, IRLANDIA, BRAZIL. Pemerintah mencanangkan swasembada daging sapi thn 2014. tapi yang terjadi sejak tahun lalu adalah serbuan daging sapi impor, sapi siap potong impor, daging sapi beku impor yang menghantam usaha peternakan rakyat. Tak tergambar bagaimana program utk merealisasikan swasembada daging tsb secara gamblang.Tak beda dengan impor kedele, jagung, kacang tanah, gula dll berujung pada tdk diberdayakannya secara optimal kemampuan petani/peternak utk mengisi pasar dalam negeri guna menghadapi kebiasaan impor yang hanya menguntungkan segelintir pengusaha /kapitalis. Rezim ini berpihak ke siapa?(Sumber : Penelusuran di internet)
  • Indonesia disebut TANAH AIR. 175 jt ha TANAH dalam bentuk HPH,HGU,KONTRAK KARYA. AIR TAWARNYA dikuasai 246 perusahaan air minum dalam kemasan(AMDK). 65% dipasok oleh perusahaan asing (AQUA DANONE dan ADES COCACOLA). AQUA DANONE milik Prancis menguras air Indonesia dari 2001 sd 2008 saja lk 32.000.000.000 liter dengan laba yang dilapor hanya Rp 728 milyar. Pada label disebut dari mata air pegunungan,padahal dari exploitasi air tanah.Banyak kebohongan pihak AQUA yang dilansir Marwan Batubara(Tokoh LSM KPK-N),mulai dari volume,pajak,laba hingga dampaknya. Dan yang paling mengerikan menurut Erwin Ramadhan, ancaman terhadap ketersediaan air tawar di Indonesia, akan kering dimasa datang? TANAHAIR milik siapa?
  • Hutang Luar Negeri Indonesia (Pemerintah dan Swasta) sebesar dua ribu lima ratus trilyun rupiah (2.500.000.000.000.000) diantaranya dibuat selama 5 th pemerintahan SBY sebesar 300an triliun.. Bunga dan cicilan pokok 450 trilyun. Pertumbuhan ekonomi 4 – 6 % per tahun hanya untuk biaya bunga dan cicilan pokok hutang luar negeri.Sebuah sumber menyebut negara telah bangkrut secara akuntansi karena hutang lebih besar dari assets. Kekuatan ekonomi bangsa Indonesia telah terjebak dalam hutang berkepanjangan (debt trap) hingga tak ada jalan keluar! Kita akan terus hidup bergantung pada hutang.Sementara itu diduga ada mafia dlm “permainan hutang” ini yg mengambil keuntuangan dari “selisih bunga pinjaman hutang”.makin banyak pinjaman makin menguntungkan mafia ini. oh lintah darat terus menghisap darah rakyat.[Sumber : SD-IGJ, FUAD BAWAZIER(FB), RIZAL RAMLI(RR)]
  • Empat puluh tahun lalu pendapatan rakyat Asia Timur rata-rata sebesar US$ 100, bahkan China cuma US$ 50. Kini Malaysia tumbuh 5 kali lipat lebih besar dari pendapatan Indonesia, Taiwan (16 kalilipat), Korea (20 kalilipat), China (1,5 kalilipat) dan telah jadi raksasa ekonomi, politik, dan militer di ASIA.(Sumber : RR). Ke mana hasil sumber daya alam kita yang sudah dikuras selama hampir 40 tahun ini?.
  • Ekonomi Indonesia hanya dikendalikan oleh 400-an keluarga yang menguasai ribuan perusahaan Sejak Orde Baru mereka dapat monopoli kredit murah, perlindungan tarif, kuota, dan sebagainya. Semua itu karena mereka memberi upeti kepada penguasa(Sumber : RR). Sementara usaha kecil yang puluhan juta dianiya, digusur, dan dipinggirkan.
  • Akibat dari BLBI 1997, maka banyak bank berantakan. Kemudian direkapitalisasi ratusan trilyun. Bunga rekapitalisasi setiap tahunnya ditanggung oleh rakyat Indonesia melalui APBN sebesar puluhan trilyun untuk jangka 30 tahun ke depan(Sumber : FB). Yang menikmati BLBI di antaranya Syamsul Nursalim dkk, ongkang-ongkang kaki di Singapura(bahkan melalui Ayin tetap menjalin “persahabatan” dg PENGUASA Ind). Parahnya lagi, sekarang keadaan perbankan 66-70% sudah dikuasai oleh modal asing(Sumber : SD-IGJ). Sebagian bank yang dikuasai asing itu menikmati bunga rekapitalisasi yang ditanggung oleh APBN tersebut. Kesimpulannya, negara Indonesia ini sudah berantakan dalam aspek-aspek mendasarnya (teritori, keuangan, hutang).
  • Dengan iming-iming pinjaman US$ 400 juta dari the World Bank, Undang-Undang Migas harus memuat ayat: Indonesia hanya boleh menggunakan maksimal 25% hasil produksi gas-nya. Bayangkan, kita eksportir gas terbesar di Asia, tapi penggunaan gas-nya diatur dari luar. Akibatnya PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Asean Aceh Fertilizer, tutup karena kekurangan pasokan gas(Sumber : RR). Ini tikus mati di lumbung padi! Bahkan sekarang harga gas untuk rakyat mau dinaikkan lagi.
  • Presiden AS Richard Nixon menginginkan kekayaan alam Indonesia diperas sampai kering. Indonesia ibarat realestate terbesar didunia yang tak boleh jatuh ke tangan Uni soviet atau China(Charlie Illingworth,seperti dikutip B Shambazy dalam buku John Perkins” Membongkar Kejahatan Jaringan Internasional. Bagaimana realita Indonesia setelah 40 tahun “pesan Nixon” ? Minyak , gas, emas,batubara, tembaga dll hampir kering dijarah. Ditambah dengan jeratan utang menggunung. Apakah para agen Nixon belum kenyang dan belum tobat?
  •  “Aku akan bekerja membangkrutkan negara negara yang menerima pinjaman sehingga negara negara itu selamanya akan terjerat utang . setelah itu mereka akan jadi sasaran empuk kepentingan kami (USA), berkait dengan ;pangkalan militer,hak suara di PBB,akes ke minyak bumi atau sumberdaya alam lainnya”. (John Perkins : ” CONFESSION OF AN ECONOMIC HIT MAN “)
  • Sejak 1998 sd 2009 lebih kurang 474 UU telah disahkan. Yang paling menyedihkan adalah UU bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam. Ciri umum UU tsb adalah ; 1. Hilangnya campurtangan negara dalam perekonomian dan diserahkan pada mekanisme pasar. 2. Penyerahan kekuasaan pada modal besar/asing dalam rangka ekspansi dan eksploitasi sumber daya alam di Indonesia.3.Perlakuan diskriminatif terhadap mayoritas usaha rakyat(Sumber : IGJ<April 2010). Tidak heran karena biaya amandemen UUD 45 dan pembuatan UU dibiayai UNDP, NDI,BANK DUNIA,ADB,USAID total $ US 740 juta ( Sumber : PETISI 28). Makin jelas bahwa neoliberalisme telah berkuasa dan melapangkan jalan nekolim menguasai ekonomi Indonesia.
  • Hutang perkepala rakyat Indonesia meningkat selama pemerintahan SBY , dari 5,8 juta (2004) menjadi 7,7 juta(2009). Jumlah hutang meningkat 31% dalam 5 tahun terakhir. PENINGKATAN TERBESAR SEPANJANG SEJARAH(Sumber : Tim Indonesia Bangkit). Cicilan pokok plus bunga yang dibayar dalam 6 tahun terakhir adalah 877,633 triliun(Sumber : SD-IGJ,Agsts 2010).Lebih besar dari APBN 2007.Melebihi seluruh pendapatan dari pajak setahun. Membangun atau menggali lubang…?
  • Kekayaan Indonesia 10 tahun terakhir ini meningkat 5 kali lipat menjadi Rp16.200 triliun, tertinggi peningkatannya di ASIA PACIFIC. Dari 230 juta penduduk Indonesia, 43 ribu orang punya kekayaan diatas 1 juta USD( lk rp 9 M), 20% pendudunya memiliki kekayaannya antara 10ribu USD sd 100 ribu USD(Rp 90jt sd Rp 900 jt). Delapan puluh(80%) penduduk memiliki kekayaannya dibawah USD 10 ribu atau Rp 90 jt(Sumber: Riset Global Wealth Report). Kekayaan meningkat tapi hutan gundul, perut bumi dikuras habis.

Dari kenyataan bahwa rezim kekuasaan telah melanggar konstitusi dan menerapkan sistim ekonomi neoliberal, hal ini membuktikan bahwa rezim kekuasaan adalah penjaga status quo kolonialisme atau menjadi penindas baru bagi bangsanya sendiri pasca dekolonisasi Belanda dan jepang pada 1945.

Kondisi eksploitasi super intensif yang dilakukan oleh kapitalisme global bahu membahu dengan penguasa komprador quisling pribumi melalui liberalisasi, privatisasi, dan kapitalisasi dengan terlebih dahulu melakukan pendobrakan konstitusi oleh rezim komprador ini musti diakhiri. Kemerdekaan yang selama ini masih dalam batas relative di tingkat politis musti dirubah, kemerdekaan 100%  untuk kedaulatan rakyat atas tanah, air, dan udara musti di raih. Untuk itu, segenap kekuatan perubahan dari pemuda desa, kaum miskin perkotaan, kaum buruh pabrik, kaum petani, dan intelektual kerakyatan musti membangun blok masyarakat baru dengan konsolidasi pada tingkat yang paling rendah yaitu pedesaan, untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan kelas, ideology, dan terbebas dari hegemony ideology sesat yang ditanam penguasa dalam cara pandang kita. Dari sanalah kesadaran revolusioner akan muncul ditengah sebuah gelombang perubahan yang organic, militant, dan bukan dipahami sebagai sebuah petualangan.

Komentar
  1. Mario FL berkata:

    artikel yang menarik mas…
    salam kenal 🙂

  2. Masmulyadi berkata:

    Luas biasa ulasannya, good …

  3. hamlennon berkata:

    Good Job Comrade!!!

Tinggalkan Balasan ke RizkyAgnAditya Batalkan balasan